Makalah Mandiri
Metodologi Studi Islam
“Perkembangan Islam di Timur Tengah dan Barat”
Dosen: Dra. Siti Nurjanah,
M.Ag.
Disusun Oleh:
Nama : XXXXXX
Prodi / Kelas : PBS/C
Semester
: I (satu)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI
SIWO METRO
2010/2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah,
puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunannya maupun segi materinya. Kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Dan kepada Allah penulis mengharapkan keridoanNya, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Metro, 17 November 2012
Penyusun
XXXXXXXXXX
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR
ISI ......................................................................................
BAB.
I PENDAHULUAN .....................................................................
A.
Latar
Belakang Masalah..........................................................
B.
Rumusan Masalah.................................................................
C.
Tujuan Penulisan...................................................................
D.
Manfaat Penulisan.................................................................
E.
Batasan Masalah....................................................................
F.
Metode Pengumpulan Data......................................................
BAB.
II PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Islam di Timur Tengah .....................................
1) Latar
Belakang Perkembangan Islam di Timur Tengah...........
2) Perkembangan
Islam di Timur Tengah.................................
B. Sejarah
Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat......................
1) Latar
Belakang...................................................................
2) Signifikan
Studi Islam di Dunia Barat...................................
3) Islam
Sebagai Sains di Dunia Barat......................................
4) Dampak
yang Ditimbulkan dari
Perkembangan
Islam di Barat..............................................
5) Perkembangan
Studi Islam di Negara Barat..........................
C. Perkembangan
Studi Islam di Asia Tenggara.............................
D. Sejarah
Perkembangan Islam di Amerika Serikat.......................
E. Perkembangan
Islam di Eropa.................................................
F. Sejarah
Perkembangan Islam di Afrika.....................................
BAB. III
PENUTUP...............................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Studi Islam (Islamic Studies) adalah salah satu studi yang mendapat
perhatian dikalangan ilmuwan. Jika ditelusuri secara mendalam, nampak bahwa
studi Islam mulai banyak dikaji oleh para peminat studi agama dan studi-studi
lainnya. Dengan demikian, studi Islam layak untuk dijadikan sebagai salah satu
cabang ilmu favorit. Artinya, studi Islam telah mendapat tempat dalam
percaturan dunia ilmu pengetahuan.
Islam sebagai agama ajaran-ajaran tidak hanya mencakup persoalan yang
trasedental akan tetapi mencakup pula berbagai persoalan seperti ekonomi,
social, budaya, dan dimensi-dimensi lain dalam kehidupan manusia. Jika tinjau
dari perkembangan Islam masa awal telah mengalami perkembangan, terkait
erat dengan persoalan-persoalan historis cultural. Perkembangan tersebut dapat
diamati dari praktek-praktek keagamaan diberbagai wilayah Islam, dimana antara
wilayah yang satu dengan wilayah yang lain berbeda-beda dalam praktek social
keagamaan, sehingga benang merah yang memisahkan antara wilayah agama an sich,
dan wilayah-wilayah social dan budaya yang telah menyatu dengan agama itu
sendiri, menjadi tidak jelas.
Kehadiran agama Islam
yang dibawa Nabi Muhammad SAW dinyatakan dapat menjamin terwujudnya kehidupan
manusia yang sejahtera lahir dan batin di dalamnya terdapat berbagai petunjuk
tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna
dalam arati yang seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk
agama mengenai berbagai kehidupan manusia sebagaimana terdapat didalam sumber
ajarannya. Al-qur’an dan Hadist tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan
kehidupan yang dinamis dan progresif menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan mateial dan spiritual senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu bersikap terbuka, demokrasi
berorientasi pada kuallitas, egaliter, kemitraan, anti feodalistik mencintai
kebersihan, mengutamakan persudaraan, berahklak mulia dan sikap-sikap positif
lainnya.[1]
Sebelum Islam
datang ke dunia ini telah terdapat sejumlah agama yanga dianut oleh umat
manusia. Para ahli ilmu perbandingan agama biasa membagi agama secara gratis
besar ke dalam dua bagian. Pertama, kelompok agama yang diturunkan oleh
Tuhan melalui wahyunya sebagaimana termaktub dalam kitab suci Al-quran. Kedua,
kelompok agama yang disarankan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang
membawanya sebagaimana terdokumentasi dalam kitab suci yang disusunnya.
Agama bukan
hanya sekedar lambang kesolehan umat atau topik dalam kitab suci beragama.
Namun secara konsepsional kehadiran agama semakin dituntun aktif untuk
menunjukan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi umat manusia.
Sehingga agama
akan terasa lebih bermakna dan hadir kokoh dalam masyarakat tatkala kita paham
akan agama kita. Oleh karena itu hal ini kami akan mencoba menggali dan
mengemukakan studi Islam secara normatif.[2]
Pertumbuhan
studi Islam di dunia dalam pendidikan Islam pada zaman awal dilaksanakan di masjid-masjid. Muhammad Yunus menjelaskan
bahwa pusat –pusat studi Islam klasik adalah mekan dan madinaha (Hijaz, Basrah,
Kufah, Damaskus, Palestina, Syam dan Mesir).
Madrasah mekah
dipelopori oleh Abu Bakar, umar dan Ustman, madrasah Basrah dipelopori oleh abu
musa al asy’ari dan anas bin abi tholib dan abdullah bin mas’ud. Madrasah
damaskus (syria) dipelopori oleh bubadah dan abu darda’.
Pada zaman
kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di negara Bagdad di Istana dinasti bani
abas pada zaman al-makmun. Putra harun al rasyd, didiriakan baid al hikmah yang
dipelopori oleh khalifah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebagai
perpustakaan serta sebagai lembaga pendidikan dan menerajemahkan karya-karya
yunani kuna kedalam bahasa Arab, untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Studi Islam
sekarang ini hampir berkembang hampir diseluruh dunia, baik dunia Islam maupun
bukan dunia Islam. Dalam dunia Islam terdapat studi Islam seperti univeristas
al-azar dan universitas umul quro di Arab Saudi. Di teheran didirikan
universitas Teheran, di universitas-universitas Islam dilakukan dalam satu
fakultas yang disebut kuliat ilahiyyat (fakultas agama). Kemudian di Damaskus
(Siria) studi Islam ditampung dalam kitab al-syariah (fakultas syariah)
Pada saat itupun
orang barat mengagung-agungkan ilmu pengetahuan saat ii tidak lepas dari
pengaruh ilmuan pada abad pertengahan dimana pada saat itu umat Islam sedangn
mengalamai sendangkan orang eropa sedang
mengalami kesulitan (the dark age). Peradaban Islam saat itu sedang
maju-majunya bahkan pada sebuah artikel “Sebelum Edison menemukan lampu pijar
daerah Bagdad saat iu sudah terang benderang oleh kilauan cahaya lampu”. Hal
ini menunjukan bahwa orang-orang Islam Timur Tengah mendapatkan kejayaannya. Khalifah
harun al rasyid yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sadar bahwa
hanya ilmulah yang sangat penting untuk membangun peradaban kotanya. Hal ini
pula yang membuat Islam khususnya di daerah Bagdad mengalami perubahan yang
sangat drastis. Arsitektur kota ini mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dimana banyak bangunan,
taman-taman bagus dan perpustkaan guna menampung semua karya pengetahuan
senhingga menarik orang barat untuk langusng belajar di Bagdad, kemudian di
Spanyol pun ilmu pengetahuan Islam bekembang dimana mereka juga mulai dikikis
oleh orang-orang kristen yang mulai bangkit
dengan merombak total kota-kota spanyol dan mengganti bangunan masjid
menjadi gereja. Fenomena yang berkembang saat ini adalah bagaimana orang Timur
Tengah mulai membangun kembali peradabannya dengan menjadikan Iran sebagai
ladangnya.
Pada dasarnya
orang barat mengakui kebenaran Islam, tetapi kenapa kebanyakan tidak mau masuk Islam, jawabannya karena orang barat
kenbanyakan gengsi dan takut harga dirinya jatuh karena masuk Islam. Sesuai
pernyataan diatas maka pada kali ini selaku penulis telah menyusun makalah yang
berjudul “Studi Islam di Barat dan Timur” di dalam makalah ini juga kami akan
membahas tentang sejarah dan perkembangan peradaban Islam di Timur Tengah,
latar belakang studi Islam barat.
Maka dari itu penting bagi umat Islam khususnya para ulama yang telah
dikenal bertuas sebagai tokoh Islam, ataupun para ilmuan-ilmuan Islaam untuk
memahami dan mengetahui sejarah dan perkembangan Studi Islam di Negara-negara
belahan dunia, baik barat ataupun timur untuk mengambil sistem dan metode yang
digunakan oleh mereka dalam penyebaran Islam dan studinya. Sehingga hal inilah
yang menjadi pokok latar belakang dalam penulisan makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
1) Apa
yang melatar belakangi perkembangan Islam di Timur Tengah?
2) Bagaimana
perkembangan Islam di Timur Tengah?
3) Apa
yang menjadi latar belakang perkembangan studi Islam di dunia Barat?
4) Bagaimana
penerapan Studi Islam di dunia Barat?
5) Apa
dampak positif dan negatif Studi Islam di dunia Barat?
6) Bagaimana
perkembangan Studi Islam di dunia Barat?
7) Bagaimana
islam masuk ke Negara Asia Teggara?
8) Bagaimana
perkembangan peradaban Islam dewasa ini di Asia Tenggara?
C.
Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi
perkembangan Islam di Timur Tengah.
2) Untuk
dapat mengetahui perkembangan Islam di Timur Tengah.
3) Untuk
lebih memahami yang menjadi latar belakang perkembangan studi Islam di dunia
Barat.
4) Agar
dapat mengetahui penerapan Studi Islam di dunia Barat.
5) Untuk
melihat dan mengetahui dampak positif
dan negatif Studi Islam di dunia Barat.
6) Untuk
mengetahui perkembangan Studi Islam di dunia Barat.
7) Untuk
lebih memahami masuknya Islam ke Negara Asia Teggara.
8) Agar
mengetahui perkembangan peradaban Islam dewasa ini di Asia Tenggara.
D.
Manfaat Penulisan
Hasil
dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak
terutama bagi mahasiswa Prodi Perbankan Syariah, dan umumnya bagi semua pembaca
baik mahasiswa, siswa, dosen dan umum.
E.
Batasan Masalah
Agar
permasalahan yang dibahas dalam isi dalam makalah ini tidak melebar maka
penulis memberi batasan permasalahan sebagai berikut:
1) Mengetahui
latar belakang perkembangan Islam di Timur Tengah.
2) Mengetahui
perkembangan Islam di Timur Tengah.
3) Memahami
yang menjadi latar belakang perkembangan studi Islam di dunia Barat.
4) Mengetahui
penerapan Studi Islam di dunia Barat.
5) Mengetahui dampak positif dan negatif Studi Islam di
dunia Barat.
6) Untuk
mengetahui perkembangan Studi Islam di dunia Barat.
7) Mengetahui
perkembangan peradaban Islam di Asia Tenggara.
F.
Metode
Pengumpulan Data
Data
penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi
kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka dengan buku-buku yanga
berkaitan dengan Metode Studi Islam, dan
lebih khususnya yang berkaitan dengan Studi Islam di Negara Timur Tengah dan
Barat yang merupakan pokok bahasan dari makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN
ISLAM DI TIMUR TENGAH
1. Latar
Belakang Perkembangan Islam di Timur Tengah
Gagasan atau ide
Islamisme yang digelorakan oleh jamaluddin disambut oleh Raja Turki Usmani yang
bernama Abd Hamid II (1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di
negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki Usmani kalah dalam perang dunia
pertama dan kekhalifahan dihapuskan oleh Musthofa Kemal seorang tokoh yang
mendukung gagasan nasionalisme, rasa kesetiaan kepada Negara kebangsaan.
Di Wilayah
Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara Bahrein dan
Kuwait, nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar
kesamaan bahasa. Dalam penyatuan Negara Arab dibentuk suatu liga yang bemama
Liga Arab yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1945.Di Asia Tenggara Malaysia,
Singapura merdeka tahun 1957 dm Brunai Darussalam merdeka pada tahun 1984.
Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet seperti
Turkmenia. Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan
Bosnia baru merdeka pada tahun 1992.
Memasuki era
kontemporer, rezim sa’udiyah tetap berkuasa dan populasi umat Islam kian meningkat dari masa ke masa. Tercatat
bahwa kependudukan muslim Arab saudi mencapai 99% untuk tidak mengatakan bahwa
semua beragama Islam. Aliran mazhab yang dominan mereka anut adalah Sunni
dengan paham Wahbbiah,disamping itu ada juga Syi’ah dengan populasi yang sangat
sedikit, tetapi tetap memberi andil dalam sejarah perkembangan Islam di Arab
saudi.
2. Perkembangan
Islam di Timur Tengah
Orang-orang
barat yang mengagung-agungkan ilmu pengetahuan saat ini tidak lepas dari pengaaruh
ilmuwan muslim pada abad pertengahan dimana pada saat itu umat Islam sedang
mengalami kejayaan sementatara orang-orang di Eropa sedang kesulitan (The Dark
Age). Peradaban Islam saat itu sedang sangat maju-majunya bahkan pada salah
satu artikel yang saya baca "Sebelum Edison menemukan lampu pijar daerah
Bagdad saat itu sudah terang benderang oleh kilauan cahaya lampu". Hal ini
menunjukkan bahwa disebut itu orang'orang Islam di Timur Tengah mendapakan
kejayaannya dimana banyak orang-orang luar Arab yang belajar dan datang silih
berganti ke kota Baghdad untuk memeperoleh ilmu pengetahuan yang oleh sebagian
orang barat sangat sulit mendapatkan akses di negaranya. Hal ini tentunya berkaitan
dengan kebijakan pemerintah, saat itu tengah marak di Eropa dimana ilmu
pengetahuan dikekang oleh pemuka agama (pendeta dan paus).[3]
Khalifah Harun
Al-Rasyid yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sadar bahwa hanya
inilah yang sangat penting untuk membangun peradaban kotanya. HaI ini pula yang
membuat Islam khususnya di daerah Baghdad mengalami . Arsitektur kota ini
mengalami perkembangan yang sangat luar
biasa dimana banyak bangunan, taman-taman bagus dan perpustkaan guna menampung
semua karya pengetahuan senhingga menarik orang barat untuk langusng belajar di
Bagdad. Tidak hanya belajar, mereka juga mencatat ulang karya ilmuwan besar Islam
dan kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yang diperuntukkan hgi
orang-orang eropa hat ini membuat banyak karya-karya besar ilmuwan Islam yang
dijiplak dan dikonsumsi orang-orang eropa untuk membangrm peradabannya. Hal
inilah yang tidak diperhatikan oleh khalifah pasca Harun Al-Rasyid.
Faktor lain yang
menyebabkan Islam dapta berkembang peasat di Arab Saudi di samping karena
dukungan pemeritah juga karena faktor kesejarahan basis umat Islam sejak masa
Nabi SAW, juga karena Arab saudi menjadi terminal berbagai informasi pembaruan
dan perekmbangan Islam di negara-negara lain, termasuk corak pembaruan dan
perekembangan Islam di Indonesia. Ada kaitannya dengan Arab saudi sebagai
tempat belajar para ulama Indonesia di masa lalu, masa sekarang.
Dibagian dunia Arab
bagian timur yakni daerah-daerah Arab selatan semanjung Arab terutama yaman,
yang merupakan satu-satunya wilayah daerah ini yang memeluk Islam secara damai.
Mereka rnelanjutkan pola-pola kebudayaan. Menetapnya dengan iradisi yang cukup
mapan, sering dengan Bendungan Ma’rib yang terkenal itu yang dibangun pada masa
jauh sebelum tahun-tahun masehi.
Bahkan wilayah
ini bias dipandang sebagai akar utama tradisi Arab ( kuno) secara keseluruhan.
Masyarakatnya yang murni kama Arab eksklusivitas wilayahny tercermin daram
arsitektur dan penataan kotanya. Ia memiliki wilayah kebudayaan yang dapat
dibedakan dengan mudah dengan semenenjung Arab lainya, terutanya clalam
aspek-aspek visual kesenianya, juga ungkapan intelekfual, dan sastra rakyatnya.[4]
Orang-orang
barat yang sudah menguasai macam-macam pengetahuan ini kemudian membakar habis
buku-buku yang ada di perpustakaan Baghdad. Tidak hanya itu hal ini jugu kemudian
merembet pada perkembangan pengetahuan Islam di spanyol dimana mereka juga
mulai dikikis oleh orang-orang Kristen yang mulai bangkit. Raja Ferdinand kemudian
berkuasa di spanyol dan merombak total kota-kota di spanyol dan mengganti
bangunan Masjid menjadi Gereja Hilangnya
bukti-bukti otentik dari peradaban Islam membuat Islam saat ini kesulitan rmtuk
berkembang mengingat sebagian besar karya ilmuan muslim yang telah
diterjemahkan kedalam bahasa asing. Fenomena yang berkembang saat ini adalah
bagaimana orang-orang di Timur Tengah mulai membangrm kembali peradabannya
dengan menjadikan Iran sebagai leadernya.[5]
Berkembangnya ilmu
pengetahuan dapat membuat negara-negara di Eropa dan Amerika khawatir akan semakin meluasnya
pengaruh hal tersebut. Hal inilah yang kemudian diusahakan oleh orang-orang
eropa dan Amerika guna menutup akses ilmu pengetahuan kepada orang-orang Islam.
1. Studi
Islam di Timur Tengah (masa tercipta al-Qur'an dan al-Hadits)
·
. Masa Turunnya al
Qur'an dan Sumber al-Haditsa
·
' Masa Terkodifikasikan
al Qur'an
·
Awal terkodifikasikan
Hadirs pada masa Umar bin Abdul Aziz
Studi Islam
dilakukan oleh umat Islam, para sahabat, tabi’in, tabi’i tabi’i. Pendekatan
yang digunakan ialah pendekatan normatif. Agama yaitu untuk menegakkan
sendi-sendi agama Islam. Dan keilmuan yang berkembang adalah ilmu bahasa Arab,
ulumul quran, dan tafsir al-quran dan ilmu hadist.
2. Studi
Islam di Timur Tengah (Masa Kejayaan lslam)
·
MasaPenerjemahan
Buku-Buku Yunani'
·
llmu Pengetahuan
menjadi Kebijaksanaan Pemerintah (Harun al-Rasyid dan at-Makmum)
·
Wilayah Islam sangat
Kaya' Makmur' dan hidup mewah, banyak didirikan rumah sakit dan
madrasah-madrasah
“Studi Islam” dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan
Muslim dibawah perhatian. Pendekatan yang digunakan Pendekatan Normatif Agama
dan pendekatan keilmuan tertutama Filsafat. Selain itu berkembang ilmu sejarah dan ilmu eksakta mis, kedokteran,
astronorni, dll. Keilmuan yang Berkernbang seperti Ilmu Bahasa Arab, ilmu
al-Qur'an dan ilmu tafsir al-Qur’an, Ilmu Hadits, juga ilmu eksakta seperti
kedokteran.
3. Studi
Islam di Timrn Tengah ( Masa Kemunduran lslam )
·
Masa Kehancuran Islam
·
Wilayah-wilayah Islam
menjadi daerah Jajahan dan objek studi Negara nonIslam
Pada “Studi Islam”
di wilayah lslam dilakukan oleh para ulama yang lepas dari perhatian pemerintah
karena kelumpuhan potitik, karena pendekatan yang digunakan pendekatan dogmatik
dan mengulang-ulang keilmuan agama masa lalu tanpa inovasi. Setelah itu
keilmuan yang berkembang Ilmu Syarah dan Ilmu Mukhtashar Kitab.
B. SEJARAH
PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI DUNIA BARAT
1. Latar
Belakang Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat
Kemajuan
perudaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800M), yang mana
peradaban Islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat
mengalarni perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi
sampai sekarang ini. Sebenamya perkembangan tesebut banyak dipengaruhi oleh
ilmu pengetahuan Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada
massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling
utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk hubungan
politik, sosial maupun perekonomian dan peradaban antar negara Salah satu
contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu
taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir.[6]
Dari pemikiran
Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara
pemuda Kristen Empa yang belajar di universitas-universitas Islam di Andalusia,
seperti Universitas Codova, Seville, Malaga Granada dan Salamanca Selama mereka
belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku
karya para ilmuan muslim. Pussat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo.
Setelah mereka kembali kenegara masing-masing mereka mendirikan sekolah-sekolah
dan universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun
1231 Masehi. Jadi sudah jelaslah menunrut kami, bahwa latar belakang berkembanganya
Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke
Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disarnping itu juga mereka telah berhasil menterjernahkan
karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin. Gunakan ini pada akhirnya
rnenimbulkan masa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa
maju. Dengan demikian Andalusia mempakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa, memberikan
kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad.
2. Signifikasi
Studi Islam di Dunia Barat
Pada dasarnya
kebudayaan-kebudayaan kuno dan modern digerakkan oleh komunikasi dan kontak
melalui perjalanan, migrasi atau penaklukan. Mereka juga bergerak melalui
lukisan, ukiran, monument, peninggalan, buku-buku dan karya seni. Hal ini
sepenuhnya benar dalam hal kebudayaan Islam, karena ia dikenal oleh melalui dua
saluran pribadi dan penyalinan serta penerjemahan.
Mengenai
pengertian Studi Islam, dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan tentang
Studi Islam (agama) dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan. Menurut Amin Abdullah Islam
kalau dilihat dari normativitas kurang pas untuk dikatakan sebagai disiplin
ilmu karena normativitas studi Islam agaknya terbebani oleh misi keagamaan yang
bersifat memihah romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan analisis.
kritis, metodologis, histories, empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau
naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang begtu ditonjolkan.
Sedangkan untuk Studi Islam dilihat dari Historisitas tampaknya tidaklah salah
Inilah Islam
kalau dilihat secara historisitas yakni Islam dalam arti yang dipraktikkan oleh
manusia serta tumbuh dan berkernbang dalam sejarah kehidupan manusiA maka Islam
dapat dikatakan sebagai sebuah disipiin ilmu, yakni ilmu keIslaman atau Islam
Studies.
3. Islam
Sebagai Sains di Dunia Barat
Pada dasarnya
Studi Islam dan Sains Islam ada perbedaan dan persamaan-persarnaan studi dan
sains adalah sama-sama objek kaliannya adalah ilmu pengetahuan agama. Sedangkan
perbedaannya, Studi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari
ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan
Sains Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup bcrbagai pengetahuan
modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika dan sebagainya yang
dibangun atas arahan nilai-nilai islarni. Sains Islam sebagaimana dikernukakan
Hussein Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad Islam
ke-2, yang keadaannnya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam
peradaban Islam.
Selama kurang
lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi, peradaban Islam mungkin
merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan peradaban manapun. Dari
Studi Islasm inilah membuat orang barat tertarik untuk mempelajari ilmu
pengetahuan Islam yang sampai terkenal di Eropa. Hasilnya, menurut Nasution;
salah satu contoh kemajuan orang barat adalah Napoleon yang telah melakukan Ekspedisi
ke Mesir dengan mernperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam
berbagai cabang ilmu Diapun membawa dua set alat percetakannhuruf Latiq Arab,
dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi
juga untuk kepentingan ilmiah.
Untuk
kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan
Institut Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian.yaitu ilmu pasti, ilmu
kalam. ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni. Betapa gemilangnya
kemajuan dunia barat dengan mempelajari dan mendalami studi dan sains Islam.
Hal ini terjadi pada akhir tahun l80l Masehi, pada waktu inilah membuka mata
umat Islam bahwa mereka telah ketinggalan sangat jauh dalam ilmu pengetahuan
maka pada wakru ini dikenal dengan massa islanPeriode Modern.
4. Dampak
yang ditimbulkan dari Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia Barat
Setelah Studi Islam Berkembangan begitu
pesatnya di dunia barat maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya
mulai dari hal yang positif maupun negatif.
a) Dampak
Positif
Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa
perubahan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek
peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal ini telah menimbulkan semangat
orang barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang dibawa oleh Islam. Al
hasil. maka banyaklah orang barat yang menguasai ilrnu pengetahuan dari Islam.
seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi, meteorology (karya
Al Khazini), dan sebagainya.Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat
bisa membuat berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau
penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki.
Kemudian tahun 1733 M John Kay telah
berhasil mernbuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan
menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves bertrasil membuat
arat pintal yang dapat memintal berpuruh-puluh gulung benang sekaligus.
Kemudian sekitar tahun l7g0 M ierjadi revolusi industri di Inggris, seperti
ditemukannya mesin uap oreh James watt pada tahun 176g M dan arat tenun oreh
carturight tahun l7g5 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju.
b) Dampak Negatif
Diatas telah kami jelaskan, bagaimana
dampak positif dari perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu diketahui
disamping adanya dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun
dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan sebagai berikut:
Seterah bangsa barat menjadi bangsa yang
maju dan telah mengarami revolusi dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah
kekurangan bahan baku daram kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan
keluarny mereka berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai
oleh pemerintahan muslim. Di samping itu mereka juga memerlukan tempat pemasaran
baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya banyak
negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar besaran
dalam bidang sosial, politik ekonomi dan sebagainya. Diwaktu itulah terjadi
suatu massa koronial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat
melakukan penjajahan terhadap dunia Timur khususnya dunia muslim. Suasana
seperti iru menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai
kemajuan pesat dari hasir kolonialisme dan imperiarisme atas dunia Timur.
Rupanya dampak negatif yang kedua
ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya, istilah ini memang pantas ditunjukkan
pada orang barat, karena kenapa ? mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang
berkembang di Dunia barat itu adalah dari isram. akan tetapi mereka
mengingkarinya mereka tidak mengakui. Malahan mereka mengakui ilmu tersebut
berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban isram. Ada seorang sarjana
bernama Max Dimont mengakkan bahwa orang Barat itu menderita Narsisisme, yaitu
mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk
mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan bahwa
yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.
5. Perkembangan
Studi Islam di Negara-Negara Barat
Di antara berita gembira ini, yaitu apa
yang diriwayatkan oleh Tamin ad dari, ia berkata: aku mendengar rosulullah SAW
bersabda yang Artinya, Islam itu akan mencapai wilayah yang dicapai siang
dan malam, Allah tidak akan membiarkan
rumah yang mewah maupun yang sederhana kecuali akan mamasukan agam ini
kedalamnya. Dengan memuliakan orang yang mulia dan dengan menghinakan orang
yang hina. Mulia karena dimuliakan oleh Allah disebabkna keIslamannya dan hina
karena dihinakan Allah disebabkan kekafirannya." (HR. Ahmad)
Makna sampainya Islam
ke daerah yang disentuh siang dan malam yaitu tersebarnya Islam keseluruh
permukaan bumi, sebagaimana siang dan malam menutupinya, dan masuknya agama ini
ke daerah perkotaan maupun pedesaan. Dalam perkembangan studi Islam di Negara-Negara
Barat dalam bagian tertentu dibedakan sebagai berikut :
Studi Islam
mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai bahasa antara pemuda
pakar bahasa Arab dali Jerman adalah Johann Jokab Reiske (l716-1774).
Kajian-kajian bahasa Arab berkernbarlg secara luas di Eropa. Sejak permulaan
abad ke-19, salah satu dari ahli-ahli dalarn bidang ini adalah seorang sarjana
Perancis A.i. sylveslre de Sacy (1758-1838).
Studi teks hanya
dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid tentang bahasa Arab dan
bahasa Islam yang lain seperti bahasa Persia-Turki, urdu dan melayu-termasuk di
dalamnya kritik teks dan sejarah kesustraan. Dengan dernikian edisi-edisi dari
teks-teks tersebut dianggap sebagai pra-syarat dalam kajian-kajian tekstual.
Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya merupakan pra-syarat dalam kajian
sejarah.
C. PERKEMBANGAN
STUDI ISLAM DI ASIA TENGGARA
1. Sejarah
Masuknya Islam di Asia Tenggara
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan
melalui kegiatan kaum muslim yang kebanyakan pekerjaannya sebagai pedagang dan
para sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang
disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara
dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah
diterima masyarakat Asia Tenggara.[7]
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara
yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara
masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina,
Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi
Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar
ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir.
Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah
untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Menurut Uka Tjandra Sasmita, prorses masukya Islam
ke Asia Tenggara yang berkembang ada enam, yaitu:
1.
Saluran
perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam
adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7
hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut
ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan
Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan
perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil
mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah
mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa
dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai
Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam,
bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena
faktor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian
mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2.
Saluran
perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim
memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga
penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi
isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diIslamkan terlebih
dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas,
akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita
Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam
terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara
saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena
raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.
Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai
Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri
Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
3.
Saluran
Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi
mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai
kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini
puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan
kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan
diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di
Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini
masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4.
Saluran
prendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan,
baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama,
kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan
kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke
kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.
Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya,
dan Sunan Giri di Giri. Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku
untuk mengajarkan Agama Islam.
5.
Saluran
kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling
terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang
paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah
pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama
pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi,
seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6.
Saluran
politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan
rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh
politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu,
baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan
politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.
Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan
Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses
masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat
membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
a.
Menekankan
peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah
pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan
asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang
telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap
perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk
agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati
lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi
pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut
menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka
terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan
beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
b.
Menekankan
peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi
bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi
yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan
memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi
agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah
berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa
masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah
setempat.
c.
Lebih
menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite
pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan
lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi
lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih
besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya
berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang
lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran
lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh
para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran
lslam yang sangat penting.[8]
2. Perkembangan
Peradaban Islam di Asia Tenggara
Sebagaimana
telah diuraikan di atas, pada term penyebaran Islam di Asia Tenggara yang tidak
terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh
mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam sendiripun telah mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam mentransformasikan
budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini, secara bertahap. Islam
dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan.[9]
Namun dari
masyarakat yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal. Islamisasi dari
kawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang pendidikan. Pendidikan
tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi pendidikan Islam
melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca
al Qur’an dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan dengan belajar
huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh
hingga Mindanao. Bahasabahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata
dan gayabahasa Arab. Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai
bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa
Melayu juga punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh wilayah itu.
Sejumlah karya
bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan.
Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga Pattani muncul
sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar dari
sejumlah penjuru wilayah ini.
System
pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau
Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti
pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan
dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Tradisi pengajaran
Paripatetis yang mendahului kedatangan Islam di wilayah ini tetap berlangsung.
Ibadah Haji ke Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan emosional, spritual,
psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera terjalin.
Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah
bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan
ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini.
Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan
hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada
keunggulan lslam, pandangan hdup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk
dalam pemikiran para ulama pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam,
atau paling tidak aspek luarnya, oleh pendudukan kepulauan membuat Islam muncul
sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa dan identitas subyektif mereka. Namun
fragmentasi politik yang mewarnai wilayah ini, di sisi lain, juga melahirkan
perasaan akan perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di Islamkan.
Menurut Ajid
Thohir, sejarah perkembangan Islam di Amerika dewasa ini terus mengalami
peningkatan dengan adanya tiga faktor. Pertama, arus datangnya kaum
imigran muslim semakin bertambah, dan keturunan mereka juga bertambah. Kedua,
konversi agama di kalangan penduduk Amerika berkulit hitam. Ketiga, konversi
agama di kalangan kulit putih.[10]
Di tahun 1997, Amerika Serikat
mengalami persoalan sosial yang serius. Ahmed Husosen Deedat mengatakan,
persoalan yang dihadapi oleh Amerika Serikat adalah para
gay, pemabuk, surplus kaum wanita, pemerkosaan dan pembunuhan. Tidak ada orang
Amerika yang dapat menjadi Walikota di New York, Los Angles atau San Fransisco
tanpa dukungan kaum gay di kota-kota tersebut. Amerika juga memiliki 11 juta
pemabuk (problem drinkers) ditambah lagi 40 juta peminum berat. Lalu kemudian
orang-orang Amerika mencari jalan keluar dari persoalan-persoalan tersebut, di
antaranya dengan terbentuknya sekte-sekte keagamaan, seperti Sun Meong Mouse
(pemuda Korea yang mengaku menjadi Kristus kedua), Father Devine (seorang Negro
Amerika yang mengaku dirinya Tuhan), Riv Jim Jones (yang mempraktekkan cara
memuja dengan bunuh diri), Klu Kluks Klan (gerakan Here Krishna, kelompok
pemuja setan). Kemudian Ahmed Deedat menjelaskan bahwa Islam dapat memberikan
jalan keluar kepada orang-orang Amerika, akan tetapi siapa yang cocok melakukan
Islamisasi di Amerika adalah Afro-Amerika karena tekanan yang mereka alami
selama lebih kurang tiga abad, telah menjadikan mereka sebagai komunitas muslim
paling militan di dunia. Allah telah memilih the black man untuk tugas mulia
ini, yakni mengubah masyarakat Barat.
Di samping dakwah yang dilakukan oleh
masyarakat muslim Afro-Amerika, usaha lain yang dilakukan oleh masyarakat
muslim yang diperkenalkan Islam di California adalah mendirikan perpustakaan
dengan nama Muslim Public Library. Perpustakaan ini dimaksudkan untuk studi
keagamaan, penyesuaian kebudayaan Amerika bagi keluarga muslim, dan
memperkenalkan non-muslim pada Islam yang sering digambarkan sebagai agama
teroris karena seringnya terjadi distorsi, itulah terjadi pembakaran mesjid di
Yuba City sebelah utara California, dan mesjid di New York sekitar tahun 1994.
Di samping itu, di Washington sendiri
terdapat Islamic Centre, pusat kegiatan Islam yang selama ini menjadi pusat
pedoman penting untuk berbagai persoalan penting bagi masyarakat muslim Amerika
Serikat, seperti penentuan awal Ramadhan, jatuhnya Idul Fitri, dan jadwal
shalat sehari-hari.
Kaum muslim yang tinggal di Amerika
Serikat saat ini mewakili banyak pergerakan besar dan identitas dari kalangan
imigran dan pribumi, Sunni dan Syiah, konservatif dan liberal. Muslim Arab kini
terus mengisi proporsi dalam jumlah besar dari komunitas Islam di Amerika
Serikat. Banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi dan para profesional yang
sukses berperan sebagai pemimpin dalam pengembangan Islam Amerika yang lintas
kebangsaan dan lintas etnis. Belum ditemukan data akurat tentang jumlah Muslim
Amerika Serikat. Namun, ada yang memperkirakan jumlah Muslim di Amerika Serikat
saat ini telah mencapai 6 juta jiwa. Sarana peribadatan berupa mesjid di Amerika Serikat terdapat
pada hampir seluruh, kalau tidak semua negara bagian di Amerika Serikat. Jumlah
mesjid menurut data yang diperoleh sebanyak 1.209 buah. Sekolah-sekolah Islam
terdapat di Ohio dengan nama Sekolah Islam Oasis, di New Jersey terdapat SD
Muslim al-Gazali.
Dibalik perkembangan Islam di
Amerika serikat, para penentu kebijakan Amerika, tampaknya ragu-ragu dalam
mengambil posisi yang pasti terhadap kebangkitan Islam di Amerika Serikat
dewasa ini. Keraguan tersebut berakar dari ketidakmampuan Washington dalam
memprediksi dan mengukur dampak-dampak kebijakan luar negeri pada negara-negara
Islam pada saat mereka memegang kekuasaan. Oleh karena itu, setidaknya ada tiga
hal yang mendasari posisi Amerika terhadap Islam politik.
Pertama, Amerika
tidak ingin terlihat tidak bersahabat bagi negara-negara Islam, karena hal tersebut
dikhawatirkan akan memperparah sikap mereka terhadap Amerika. Para pejabat
pemerintah Amerika tidak mau mengulangi kesalahan yang dibuat saat menghadapi
revolusi Islam di Iran.
Kedua, keraguan
secara terbuka mendukung kelompok Islam manapun yang kepentingan regional dan
sekutunya. Ketiga, para pembuat kebijakan luar negeri Amerika terdapat sebentuk
ketidakyakinan tentang kemungkinan terjadinya hubungan antara negara Islam dan
demokrasi. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat sering dibicarakan dalam lingkup
ketegangan dialektika antara dua pola yang berlawanan
Ketiga, para pembuat
kebijakan luar negeri Amerika terdapat sebentuk ketidakyakinan tentang
kemungkinan terjadinya hubungan antara negara Islam dan demokrasi.
Terlepas dari objektivitas petinggi
Amerika Serikat, yang jelasnya bahwa mereka mempunyai kepentingan besar yaitu,
menjaga status quo budaya Barat yang telah menguasai dunia dengan membuat opini
publik bahwa kebudayaan yang paling unggul adalah kebudayaan Barat di Amerika.
Kaitannya dengan ini, pada era 90-an, Huntingtong melontarkan pernyataan
tentang akan terjadi benturan antar peradaban. Pernyataan ini menjadi topik
pembicaraan yang hangat, karena hipotesis tersebut dilontarkan pada saat Perang
Dingin telah berlalu, dengan runtuhnya kolonialisme-sosialisme yang menjelma
dalam bentuk negara Uni Soviet dan negara-negara sekutunya di Eropa Timur.
Saat ini yang tinggal adalah
kekuatan raksasa tunggal, yaitu Amerika Serikat dan sekutunya. Terpecah
belahnya Uni Soviet menjadi sebuah republik yang merdeka disambut dengan
antusias dan sekaligus kekhawatiran. Antusias karena bubarnya Uni Soviet
sebagai lambang runtuhnya ideologi komunisme dan kemenangan ideologi
kapitalisme atau liberalisme Barat. Kekhawatiran pertama adalah soal keamanan,
senjata nuklir yang semula hanya dimiliki satu negara (Soviet) kini menyebar
menjadi milik beberapa negara (khususnya Rusia, Ukraina, Irak dan lain-lain),
menyebabkan sulit untuk mengontrolnya. Kedua, faktor ideologis yaitu memberikan
peluang bagi kebangkitan Islam di republik-republik (bekas Soviet) berpenduduk
mayoritas muslim, terutama di Asia Tengah dan Azerbaijan.
Hipotesis Huntingtong tersebut,
tidak memiliki alasan yang jelas, kecuali alasan ekonomi dan perdagangan, orang
tidak melihat alasan kultural yang signifikan. Amerika Serikat berusaha memberi
citra tentang Islam sebagai suatu ancaman dan mencoba menggambarkan Islam
sesuai dengan perspektif budaya dan peradaban Barat. Pencitraan Islam oleh
media massa Barat bahwa Islam adalah agama yang mengancam, menakutkan, teror,
ekstrim dan kata-kata lain semacamnya.
Amerika Serikat tampil sebagai
satu-satunya negara adikuasa. Struktur politik internasional berpola ‘anarki
piramida’ menggantikan pola “bipolar”. Dalam pola baru ini Amerika tetap
bermukim di puncak piramida dunia lewat kepemimpinan politik, ekonomi, dan
tekhnologi militernya. Di bawahnya bertengger multipolonisme Eropa yang
beranggotakan Inggris, Perancis, Jerman dan Rusia.
Presiden George. W Bush, sebagai
pendukung partisan Israil, pada akhir Agustus 2001, sebelas hari sebelum
meletusnya serangan terhadap gedung World Trade Centre (WTC) dan Pentagon pada
11 September 2001, Amerika dan sekutu-sekutunya telah memainkan manuver yang
sangat menjengkelkan umat Islam dan dunia Arab dengan memboikot konfrensi
tentang rasisme di Durbai Afrika Selatan, karena sejumlah kalangan mengusulkan
resolusi yang menyamakan zionisme dengan rasialisme.
Demikian juga para politisi Amerika
Serikat dengan mudah mengunakan sentimen ‘anti Islam” yang sudah berurat
berakar pada masyarakat Kristen Barat. Direktur CIA, George Tenet mengumumkan
bahwa musuh utama Amerika adalah teroris besar Osama bin Laden. Pernyataan ini
memperkeruh hubungan Barat dan Islam. Apalagi dengan Hancur leburnya menara
kembar World Trade Centre (WTC) di New York Amerika pada Selasa, 11
September 2001, merupakan tragedi dan atau peristiwa terdahsyat dunia di awal
abad ke 21. Osama bin Laden dan jaringan al-Qaedahnya yang tertuduh sebagai
pelaku utama atas kehancuran WTC, kelihatannya membawa dampak yang sangat buruk
terhadap dunia Islam. Dikatakan demikian, karena Presiden Amerika George Bush,
secara tiba-tiba mengeluarkan statemen “miring” bahwa “Islam adalah Teroris”.
Dalam hal ini, G. Bush mengumumkan kepada dunia bahwa:
Amerika diserang teroris biadab.
Teroris itu adalah Osama bin Laden. Teroris itu adalah Islam. Amerika tidak
akan tinggal Diam. Amerika akan membalas. Amerika tidak akan kalah. Amerika
sudah terbiasa berperang …. Ikut Amerika atau ikut teroris. Tidak ada pilihan
ketiga, apalagi pilihan keempat. Siapa yang tidak mau ikut Amerika akan
digebuk. Rezim yang tidak mau memusuhi terorisme akan dicap sebagai rezim
jahat.
Dua poin penting yang perlu
digarisbawahi dari statemen G. Bush tersebut, yakni ; “Teroris itu adalah
Islam” dan “Amerika akan membalas”. Menurut penulis, statemen poin pertama,
belum ada bukti yang akurat. Sedangkan statemen point kedua, buktinya sudah
sangat banyak.
Menurut Ulil Abshar Abdallah bahwa kekerasan dan
diskriminasi yang menimpa umat Islam, terutama yang ada di Amerika semenjak
peristiwa WTC telah mencapai 1717 kasus, dan kasus yang terbanyak (372 kasus)
adalah pelecehan seksual terhadap para muslimah yang berjilbab di Amerika.
Jilbab adalah salah satu identitas Islam, dan karena itu mereka menganggap
bahwa setiap wanita berjilbab berpotensi memiliki hubungan yang erat dengan
terorisme.
Perlakukan Amerika terhadap dunia
Islam pasca tragedi 11 September 2001, tidak saja dalam bentuk kekerasan dan
diskriminasi terhadap kaum muslim secara individu dan berkelompok di
negara-negara seperti yang telah disebutkan, tetapi Amerika juga dengan
statemen (balas demdam)-nya telah menyerang negara-negara Islam. Hal ini,
terbukti dengan adanya penyerangan Amerika terhadap Afganistan, dan ambisi
busuk operasi penyerangan Irak dan penggulingan terhadap rezim Saddam Husein
dengan kekuatan senjata semakin mengemuka dan semakin kuat pasca 11 Septembar
2001.
Selama 20 tahun terakhir, jumlah
kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun
1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang,
angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya
adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus
bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang
terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah
di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk
Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah
serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001.
Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba
saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam.
Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang
dikatakan Al Qur’an, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang
Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam
kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan
jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang
umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa “serangan ini akan
mengubah alur sejarah dunia”, dalam beberapa hal, telah mulai nampak
kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang
dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.[11]
Hal luar biasa yang sesungguhnya
sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang
kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun
berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar
sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk
sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat
di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik
perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang
lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak
tesis, laporan, dan tulisan seputar “kedudukan kaum Muslim di Eropa” dan
“dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim.” Beriringan dengan berbagai
laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam
dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus
mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat
dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi
pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti
mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan
agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20
Juni 2004 dengan judul “Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di
Eropa” membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis.
Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di
negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan
11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis
meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.
1) Gereja Katolik dan Perkembangan
Islam
Gereja Katolik Roma, yang berpusat
di kota Vatican, adalah salah satu lembaga yang mengikuti fenomena tentang
kecenderungan perpindahan agama. Salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bulan
Oktober 1999 muktamar gereja Eropa, yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta
Katolik, adalah kedudukan Gereja di milenium baru. Tema utama konferensi
tersebut adalah tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. The National
Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras menyatakan bahwa
satu-satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah
dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam; kalangan lain yang
lebih objektif dan rasional menekankan kenyataan bahwa oleh karena kedua agama
percaya pada satu Tuhan, sepatutnya tidak ada celah bagi perselisihan ataupun
persengketaan di antara keduanya. Dalam satu sesi, Uskup Besar Karl Lehmann
dari Jerman menegaskan bahwa terdapat lebih banyak kemajemukan internal dalam
Islam daripada yang diketahui oleh banyak umat Nasrani, dan
pernyataan-pernyataan radikal seputar Islam sesungguhnya tidak memiliki dasar.
Mempertimbangkan kedudukan kaum Muslim di saat
menjelaskan kedudukan Gereja di milenium baru sangatlah tepat, mengingat
pendataan tahun 1999 oleh PBB menunjukkan bahwa antara tahun 1989 dan 1998,
jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa
terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di
Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di
bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari
keseluruhan jumlah penduduk Eropa.
2) Kesadaran Beragama di Kalangan
Muslim Meningkat di Eropa
Penelitian terkait juga mengungkap
bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat
kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para
mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde
di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak
kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa.
Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas.
Dalam sebuah laporan yang didasarkan
pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan,
para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi
salah satu pusat utama perkembangan Islam.
3) Islam adalah Bagian Tak Terpisahkan
dari Eropa
Bersamaan dengan kajian sosiologis
dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak
bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam
sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.
Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan
dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung
Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan
wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya
hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah
dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari
gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa
ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di
banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang
sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.
F.
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI AFRIKA
1)
Masuknya Islam
Agama Islam masuk ke daratan Afrika pada masa
Khalifah Umar bin Khattab, waktu Amru bin Ash memohon kepada Khalifah untuk
memperluas penyebaran Islam ke Mesir lantaran dia melihat bahwa rakyat Mesir
telah lama menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi dibawah Raja
Muqauqis. Sehingga mereka sangat memerlukan uluran tangan untuk membebaskannya
dari ketertindasan itu. Muqauqis sesungguhnya tertarik hendak masuk Islam
setelah menerima surat dari Rasulullah SAW. Namun, karena lebih mencintai
tahtanya maka sebagai tanda simpatinya beliau kirimkan hadiah kepada Rasulullah
SAW.Selain alasan diatas Amru bin Ash memandang bahwa Mesir dilihat dari
kacamata militer maupun perdagangan letaknya sangat strategis, tanahnya subur
karena terdapat sungai Nil sebagai sumber makanan. Maka dengan restu Khalifah
Umar bin Khattab dia membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi pada tahun 19 H
(640 M) hingga sekarang. Dia hanya membawa 400 orang pasukan karena sebagian
besar diantaranya tersebar di Persia dan Syria. Berkat siasat yang baik serta
dukungan masyarakat yang dibebaskannya maka ia berhasil memenangkan berbagai
peperangan. Mula-mula memasuki kota Al-Arisy dan dikota ini tidak ada
perlawanan, baru setelah memasuki Al-Farma yang merupakan pintu gerbang
memasuki Mesir mendapat perlawanan, oleh Amru bin Ash kota itu dikepung selama
1 bulan. Setelah Al-Farma jatuh, menyusul pula kota Bilbis, Tendonius, Ainu
Syam hingga benteng Babil (istana lilin) yang merupakan pusat pemerintahan
Muqauqis. Pada saat hendak menyerbu Babil yang dipertahankan mati-matian oleh pasukan
Muqauqis itu, datang bala bantuan 4.000 orang pasukan lagi dipimpin empat
panglima kenamaan, yaitu Zubair bin Awwam, Mekdad bin Aswad, Ubadah bin Samit
dan Mukhollad sehingga menambah kekuatan pasukan muslim yang merasa cukup
kesulitan untuk menyerbu karena benteng itu dikelilingi sungai. Akhirnya, pada
tahun 22 H (642 M) pasukan Muqauqis bersedia mengadakan perdamaian dengan Amru
bi Ash yang menandai berakhirnya kekuasaan Romawi di Mesir.
2)
Perkembangan Islam di Afrika
Pemabahasan mengenai masuk dan berkembangnya
Islam di Afrika mencakup beberapa wilayah negara yaitu Mesir, Libia, Tunisia,
Aljazair, Maroko, Mauritania, Nigeria, Mali, Pantai Gading, Sudan, Ethiopia,
Kenya, Zambia dan lain-laannya. Namun yang akan dibahas kali ini hanya
sebagiannya saja.[12]
a.
Mesir
Mesir adalah kawasan Afrika pertama yang
menerima masuknya Islam di benua ini, penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa,
dimana sekitar tigs jutanya beragama Kristen selebihnya beragama Islam. Bahkan,
di kota Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala macam kebesaran umat
Nasrani Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam. Di Mesir
terdapat delapan universitas diantara yang termashyur ke seluruh dunia ialah
Al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Bani Fathimiyah pada tahun 972 M. Disana banyak
mahasiswa-mahasiswa yang belajar dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia
yang kebanyakan mendapat beasiswa untuk belajar ilmu agama maupun pendidikan
umum seperti kedokteran, tekhnik dan lain-lainnya.
Sementara itu, perluasan pengaruh Islam di kawasan
Tunisia telah terjadi sejak pemerintahan Khalifah Usman bin Affan tahun 23-35 H
(644-656 M) oleh Panglima Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah dengan menghancurkan
tentara Romawi yang telah jatuh reputasinya. Sehingga pasukan Abdullah bin
sa’ad dengan mudah menguasainya. Sedang masuknya Islam ke Maghribil Aqsha atau
Afrika Utara sesudah berdirnya daulah Bani Umayah dibawah pimpinan Khalifah
Walid bin Abdul Malik, yang memberikan tugas tersebut kepada Panglima Musa bin
Nushair yang akhirnya ditunjuk sebagai gubernur wilayah itu.
b.
Libya
Negeri Mouamar Ghadafi ini merupakan kawasan terpanas di Timur Tengah,
dengan luas 1.795.540 km berpenduduk ± 3 juta jiwa terdiri dari bangsa Arab,
Barbar serta Palestina hampir seluruhnya beragama Islam. Rakyat hidup dari sektor
pertanian, dan setelah ditemukan sumur-sumur minyak berkualitas tinggi sebagian
penduduknya menjadi tenaga kerja dalam industri ini, selebihnya mengandalkan
tenaga-tenaga asing.
c.
Nigeria
Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya
minyak yang diekspor ke Amerika Serikat terbesar kedua setelah Saudi Arabia.
Penduduknya terdiri atas macam-macam suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75 %
beragama Islam selebihnya Kristen maupun Animisme. Negeri-negeri yang menikmati
pengaruh Islam di kawasan Afrika dan hingga kini penduduknya mayoritas beragama
Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair, dan Ethiopia.
BAB
III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Dari
penjabaran materi di makalah ini dapat
disimpulkan secara umum bahwa,
studi islam yang pertama muncul adalah
dari kaum muslim , sebagai pusatnya yaitu di
Negara Saudi Arabiya. Bukti hal
ini ialah di Negara tersebut telah didirikan beberapa perguruan tinggi
yang sangat terkenal, seperti
universitas Al-Azar, yang tercatat dalam sejarah merupakan perguruan tinggi
termasyhur di Dunia bahkan sampai pada saat ini.
Hal tersebut
menjadikan Saudi Arabiya sebagai pusat pendidikan di dunia, dan telah berhasil mendatangkan para pelajar dan mahasiswa dari luar negeri,
kebanyakan dari Eropa dan Negara bagian barat untuk tujuan menuntut ilmu dan
metode yang ada di negara ini.
Sejarah mencatat
pada saat itu Islam mengalami kejayaan, yaitu
pada pemerintahan khalifah Harun al-Rasyid yang telah berhasil membawa
negaranya maju dari segala aspek kehidupannya.
Namun
kemunduranpun tak dapat dielakkan setelah kepemerintahannya berakhir ternyata
lama-kelamaan Studi Islam di Negara itu menurun. Dengan sikap licik dari
orang-orang barat yang telah membakar perpustakaan pusat Saudi Arabiya setelah mereka menguasai ilmu-ilmu
dan mempunyai data buku dan sumber ilmu dari perpustakaan tersebut. sehingga
menjadikan dunia pendidikan di Timur Tengah saat itu mundur dan malah Negara
Barat mengalami kejayaannya.
C. Saran
Melihat
kenyataan yang terjadi dalam studi islam di Negar Timur Tengah dan Barat,
sangat disayangkan karena Negara Barat dengan sengaja untuk menjadikan Timur
Tengah menurun dalam kulitas peradabannya. Sehingga mengharuskan para Ilmu Timur
Tengah bekerja keras untuk mengembangkan kembali kejayaan peradabannya.
Bagi para
mahasiswa harapannya pun harus meluruskan niat
dalam belajarnya dan harus mampu memajukan peradaban Islam di Negara
kita, dengan kemampuan dan bidang ilmu yang
dikuasai, seperti di bidang pendidikan, hukum, kedokteran, sains, sipil
dan lainnya, yang telah ada programnya di negara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-jamali,
Menerobos Kritis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: Golden Terayos Press,
1992
Amin
Abdullah, Studi Agama, normatif atau
historis, (Yogyakarta: 1996) Cet. I
Atang
Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (PT. Raja Grafindo Persada,
Bandung), 2007
Yusuf
Qadhrawi, Berita Kemenangan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press), 1997
Hamka, Sejarah Umat
Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975
Ahmad Amin, Islam
dari Masa ke Masa, Bandung: CV Rosada, 1987
Fawaz A. Gerges, American and
Political Islam diterjemahkan oleh oleh Kili Prionggodgigo dan Hamid
basyaib (Cet. I; jakarta: Alfavet, 2002.
Sumber
wibsite:
http://studies-files.wordpress.com/2011.
http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/
[1] Al-jamali,
Menerobos Kritis Pendidikan Dunia Islam, Jakarta: Golden Terayos Press,
1992, hh. 11-12
[2] Amin Abdullah,
Studi Agama, normatif atau historis, (Yogyakarta:
1996) Cet. I, h. 106
[3] http://studies-files.wordpress.com/2011.
[6] Yusuf
Qadhrawi, Berita Kemenangan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press), 1997
[10]
Fawaz A.
Gerges, American and Political Islam diterjemahkan oleh oleh Kili
Prionggodgigo dan Hamid basyaib (Cet. I; jakarta: Alfavet, 2002.
[12] http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/
Blogger Comment
Facebook Comment